Buat fotografer, Klayar itu seksi. Ini bukan sekedar pantai dengan pasir putih - karena di Klayar ada hamparan batu karang dan tebing menjulang yang jelas cocok buat jadi foreground lo sewaktu lo hunting sunrise maupun sunset. Atau, kebayang nggak sih buat ambil milkyway shot dengan pemandangan seascapes kaya gitu. Dari tempat parkir, lo bisa lanjut jalan ke arah kiri sampai lo lihat ada bukit yang bisa nunjukin lo bagaimana keindahan Klayar dari atas. Akesnya mudah dan sudah cukup terfasilitasi dengan baik. Sekitar jam 3 atau 4 sore, di daerah situ juga bakalan dibuka akses untuk menyaksikan "seruling alam" - peristiwa dimana ada pancuran air setinggi 5-6 meter yang diikuti suara gemuruh seperti seruling.

Udah? Ya belom lah. Yang paling menarik ada di pantai sebelahnya. Jadi kalau lo naik ke bukit yang gw bilang di atas itu, lo bakalan perhatiin di sisi kiri lo juga ada pantai super flat dan luas - yang ketika gw disana tahun 2016 sih - nggak ada pengunjungnya sama sekali. Hal itu dikarenakan emang nggak ada akses jelas buat menuju kesana. Gw kurang paham bagaimana kondisinya sekarang, tapi kalau waktu itu - walaupun aksesnya nggak jelas - tetep sih lo bisa perlahan ngerangkak di sekitaran batuan tebing buat turun ke pantai itu. Nggak curam bro, relatif gampang malahan. Mungkin cuma ketutupan aja, tapi begitu lo mendekat ke daerah yang menurut lo bisa diturunin, ya hajar aja. Aman kok! Yang jelas gw suka banget pantai itu karena walaupun mungkin ada sekitar 100 orang lebih di Klayar, tapi cuma ada 1 orang yang bermain-main di pantai itu - which is, ya gw.

Kalau lo berencana buat nginep, ada banyak homestay di sekitaran pantai dan beberapa restoran juga ada yang buka sampai 24 jam. Waktu kemarin sih gw prefer buka tenda atau nggak sekedar tidur aja di dalem mobil. Buat catetan lo, kalo lo ke sana waktu malam minggu, makin malam bukannya makin sepi tapi ini justru makin ramai. Malahan bener-bener ramai banget sih..